Semangat memulai pagi di Yogyakarta dengan menikmati kegurihan gudeg
sebagai menu sarapan. Adalah jalan Wijilan yang letaknya tak jauh dari
kawasan Keraton Yogyakarta. Pintu masuknya berbentuk gerbang putih
tinggi yang masih kokoh peninggalan kerajaan Mataram. Ah, rasanya
seperti membuka kembali pelajaran sejarah.
Jalan Wijilan mulai ramai oleh penjual gudeg sejak tahun 1942. Sampai sekarang jalan ini ramai oleh kedai gudeg mulai pagi sampai malam. Bahkan ada yang buka 24 jam. Dari kawasan Keraton Yogyakarta bisa jalan kaki atau naik becak. Tarif becak biasa dikisaran harga Rp 10.000 - Rp 15.000 dari kawasan Malioboro, Tugu, dan sekitarnya.
Mulai jam 6 pagi para penjual gudeg berjejer di sepanjang jalan. Ada yang lesehan ada juga yang model kedai dengan kursi dan meja. Susah–susah gampang memang memilih gudeg mana yang bakal cocok di lidah.
Jalan Wijilan mulai ramai oleh penjual gudeg sejak tahun 1942. Sampai sekarang jalan ini ramai oleh kedai gudeg mulai pagi sampai malam. Bahkan ada yang buka 24 jam. Dari kawasan Keraton Yogyakarta bisa jalan kaki atau naik becak. Tarif becak biasa dikisaran harga Rp 10.000 - Rp 15.000 dari kawasan Malioboro, Tugu, dan sekitarnya.
Mulai jam 6 pagi para penjual gudeg berjejer di sepanjang jalan. Ada yang lesehan ada juga yang model kedai dengan kursi dan meja. Susah–susah gampang memang memilih gudeg mana yang bakal cocok di lidah.
0 komentar:
Posting Komentar