#

Gudeg Pawon

Eits, tunggu dulu, Klikers! Di Gudeg Pawon, Yogyakarta, kita dapat menikmati lezatnya nasi gudeg di tengah malam. Kedengarannya mungkin sedikit ganjil memang menyantap makanan berat di tengah malam. Namun, bagi Anda yang terbiasa makan malam sekitar pukul 6 sore – 7 malam, pasti sekitar jam 10 malam perut ini mulai keroncongan lagi (Yah, setidaknya saya seperti itu sih… LOL). Bagi para wisatawan, menyantap gudeg di tengah malam pun dapat menjadi pengalaman unik tersendiri.
Sepiring nasi putih panas dan gudeg dengan sedikit kuah dan daging ayam atau telur disantap langsung di dapur penjualnya. What? Di dapur? Apa asyiknya menyantap nasi gudeg di dapur? Untuk yang penasaran, mari langkahkan kaki ke Jalan Janturan Nomor 36-38 Warungboto, Umbulharjo, Yogyakarta. Melewati sebuah jalan yang tidak terlalu lebar, kita akan sampai ke sebuah rumah di daerah perkampungan yang tampak sederhana. Namun jangan terkejut jika melihat antrian panjang seperi ular melingkar di depan pintu dapur.

Nah, Klikers, itulah keunikan lain dari Gudeg Pawon. Pawon artinya dapur. Di Gudeg Pawon, kita akan bersantap langsung di dapur tempat gudeg tersebut dimasak. Dinding-dindingnya tampak menghitam karena mereka memasak dengan menggunakan tungku dengan kayu bakar. Nasinya pun dimasak dengan menggunakan dandang tanah liat. Dan di antara panci dan kuali-kuali besar yang dipanaskan di atas tungku itulah pengunjung akan dilayani. Setelah sepiring nasi gudeg didapat di tangan, maka pengunjung bisa menyantapnya langsung di dapur ataupun secara lesehan di teras rumah. Yummy…
pawon-tungku
Tungku kayu bakar
Gudeg yang disajikan di Gudeg Pawon ini berjenis gudeg basah. Berbeda dengan gudeg kering yang memiliki citarasa manis legit, Gudeg Pawon memiliki citarasa yang tidak terlalu manis dengan rasa agak gurih. Rasa gudegnya juga lebih fresh karena baru saja matang. Bagi penyuka pedas, tersedia juga lauk sambal goreng krecek yang rasanya sedikit pedas. Masih kurang pedas? Bisa tambahkan cabe rawit untuk rasa pedas yang lebih mantap…
pawon4-dandangUsaha Gudeg Pawon ini dirintis oleh almarhumah Mbah Prapto Widarso. Mbah Prapto Widarso ini sudah berjualan gudeg sejak tahun 1958. Mulanya, beliau berjualan di Pasar Sentul pada pukul tiga pagi. Namun, sebelum gudeg tersebut dibawa ke pasar, para pembeli sudah banyak yang datang untuk membeli gudeg. Awalnya, para pembeli itu datang pada pukul tiga pagi. Namun lama kelamaan, para pembeli itu datang semakin awal. Jam dua belas malam sudah datang. Bahkan tak jarang pula gudeg yang dimasaknya sudah habis sebelum dijual ke pasar. Mulai tahun 2000, Mbah Prapto Widarso memutuskan tidak berjualan gudeg di pasar lagi, hanya di rumah saja. Waktu berjualan mereka pun dimulai lebih “pagi”, yaitu mulai pukul setengah sebelas malam. Itu pun terkadang ada pengunjung yang datang sejak pukul sembilan malam. Tak heran bila sekitar pukul satu pagi gudeg sering sudah habis. Sepeninggal Mbah Prapto Widarso, usaha Gudeg Pawon ini diteruskan oleh kedua anak dan menantunya.
pawon3-habisDi tengah banyaknya penjual gudeg di kota Yogyakarta, mungkin agak sulit untuk mengatakan gudeg mana yang rasanya paling enak. Terlalu banyak yang rasanya enak soalnya. Namun, bagi mereka yang ingin menikmati kelezatan gudeg dengan cara yang lebih unik, kalian bisa datang ke Gudeg Pawon. Makan terlalu malam itu nggak sehat? Ah, nggak tiap hari tho kita makan tengah malam? Anggap saja sebagai petualangan kecil untuk membuat hidup lebih berwarna. 😉
Share on Google Plus

About adminb

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar